Senin, 21 Desember 2009

KEBIASAAN MENGGIGIT KUKU

Menggigit kuku atau benda-benda lain seperti pensil, pulpen, dan lain-lain, merupakan kebiasaan saat seseorang merasa stres, senang, bosan, atau tak ada kegiatan. Kebiasaan yang oleh para ahli disebut “perilaku cemas” ini dilakukan tanpa sadar hingga kukunya jadi pendek sekali, bahkan daging di bawah kuku ikut berdarah karena tergigit. Kebiasaan yang “menurun” pada anggota keluarga ini termasuk menggaruk hidung, memainkan rambut, atau menggertakkan gigi. Separuh pelakunya adalah anak-anak dan 23 persen remaja.

Pernahkah Anda berfikir jika kebiasaan menggigit kuku yang sering Anda lakukan dapat merusak IQ? Bagaimana mungkin! Sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti di Rusia menyebutkan bahwa kebiasaan buruk seseorang yang menggigit kuku jarinya, dapat merusak intelegensi atau kemampuan intelektual anak-anak. Mereka juga menyatakan bahwa anak-anak yang sering menggigit kuku tangannya, bisa beresiko mengalami keracunan timah.

Timah akan dengan mudah masuk dan menumpuk di bawah kuku, apalagi ketika anak bermain di tempat berdebu, baik itu di dalam rumah maupun di luar rumah. Telah lama diketahui, paparan timah pada tubuh manusia punya kontribusi besar terhadap problem perkembangan anak. Penelitian yang dilakukan sebelumnya, menunjukkan timah bisa menyebabkan kerusakan sistem saraf. Timah, mudah ditemui di dalam tanah dan debu. Kadang-kadang bisa dijumpai pula pada buah-buahan atau sayuran yang tidak dicuci dengan baik. Itulah mengapa di dalam tubuh anak sering dijumpai bahan-bahan kimia dalam kadar cukup tinggi.

Selain kebiasaan anak yang suka menggigiti kuku, kaum lelaki yang bekerja sebagai tukang patri, tukang ledeng, tukang cat, dan bekerja di lingkungan percetakan, dapat berisiko pula terpapar timah di tempat kerjanya.Para peneliti dari Ural Regional Center for Enviromental Epidemiology, Ekaterinburg melakukan penelitian terhadap anak-anak yang tinggal di beberapa kota di wilayah Ural. Mereka menemukan dua dari tiga anak di tempat itu memiliki kadar timah cukup tinggi dalam tubuhnya. Tinggi rendahnya kadar timah bervariasi, tergantung apakah anak-anak itu tinggal di rumah yang terletak di pinggir jalan besar dan berdebu ataukah mereka punya kebiasaan bermain dengan tanah, salju atau cat.

Namun, satu hal pasti, terdapat kaitan erat antara tingginya kadar timah dalam tubuh anak-anak itu dengan kebiasaan mereka menggigiti kukunya. Sebanyak 69 persen anak perempuan, dan 62 persen anak laki-laki yang dilibatkan dalam penelitian ini memiliki kebiasaan menggigiti kukunya, atau benda-benda lain seperti pensil, pulpen.

3 komentar:

  1. diatas lw katakan "Namun, satu hal pasti, terdapat kaitan erat antara tingginya kadar timah dalam tubuh anak-anak itu dengan kebiasaan mereka menggigiti kukunya",

    kaitannya apa????????????????????

    BalasHapus
  2. diatas lw katakan "Namun, satu hal pasti, terdapat kaitan erat antara tingginya kadar timah dalam tubuh anak-anak itu dengan kebiasaan mereka menggigiti kukunya",

    yg mw w tanyain apa kaitannya???

    BalasHapus
  3. pasti lo cm baca sekali...dan lo pasti cuma baca,tapi gak nyimak bener2...

    kaitannya sangat erat za, kaitannya adalah dampak dari kebiasaan menggigiti kukunya,padahal dia gak tau bahwa di kukunya itu banyak kandungan kadar timah yang sangat berbahaya buat tubuhnya bahkan berdampak pada intelejensi dan intelektualnya...

    BalasHapus