Sabtu, 14 Mei 2011

STRES


Apa itu stress ?



Sarafino (1998), stres muncul akibat terjadinya kesenjangan antara tuntutan yang dihasilkan oleh transaksi antara individu dan lingkungan dengan sumber daya biologis, psikologis atau sistem sosial yang dimiliki individu tersebut.

Stres merupakan penekanan pada peristiwa-peristiwa dan situasi-situasi negatif yang dialami individu yang dapat menimbulkan sfek yang tidak teratur pada perilakunya, (Lahey & Ciminero, 1998).

Memang, dalam kondisi stress tubuh langsung menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang. Inilah sebabnya banyak dikatakan bahwa stress yang melebihi daya tahan atau kemampuan tubuh biasanya. Akan tetapi, penyesuaian tubuh ini dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun psikis.

Adanya hormon adrenalin dan hidrokortison yang dihasilkan sebagai reaksi tubuh terhadap stress bila berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan rangkaian reaksi dari organ tubuh yang lain. Penelitian di AS menemukan, enam penyebab utama kematian yang erat hubungannya dengan stress adalah penyakit jantung koroner, kanker, paru-paru, kecelakaan, pengerasan hati dan bunuh diri. Penyakit dan kondisi yang berat-berat, kan?


Penyebab Stres

Stres muncul ketika seseorang melakukan penyesuaian diri terhadap suatu peristiwa atau situasi. Akan tetapi tidak semua peristiwa atau situasi dapat menimbulkan stress. Ada dua faktor yang mengakibatkan suatu situasi atau peristiwa menimbulkan stres yaitu yang berhubungan dengan situasi yang dialami oleh individu (Lazarus dalam Safarino, 1998).

Situasi atau peristiwa yang berhubungan dengan individu dapat berupa kondisi tertentu dalam lingkungan yang merusak jaringan dalam tubuh, seperti hawa panas/ dingin yang berlebihan, luka atau penyakit. Keadaan sakit menyebabkan munculnya tuntutan pada sistem biologis dan psikologis individu, dimana derajat stres yang akan timbul karena tuntutan ini tergantung pada keseriusan penyakit dan umur individu tersebut.

Sementara yang berhubungan dengan situasi yang dialami individu dapat berupa pertahanan anggota keluarga, perceraian, kematian dalam keluarga, pekerjaan serta keadaan lingkungan (Safarino, 1998).


Dampak Stres pada Kesehatan

Stres mempengaruhi kesehatan dalam dua cara. Cara pertama, perubahan yang diakibatkan oleh stres secra langsung mempengaruhi fisik sistem tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Cara kedua, secra tidak langsung stres mempengaruhi perilaku individu sehinggga menyebabkan timbulnya penyakit atau memperburuk kondisi yang sudah ada (Baum dalam Safarino, 1998).


Strategi Mengatasi Stres

Mengurangi tingkatan stres mengakibatkan berkurangnya resiko memburuknya atau kambuhnya suatu penyakit. Sealin itu keadaan yang diakibatkan oleh kondisi stres seringkali menimbulkan perasaan tidak nyaman. Oleh karena itu. Oleh karena itu, manusia termotifasi untuk melakukan sesuatu untuk mengurangi stres yang disebut juga dengan coping. Coping merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mengatur stres, kesulitan dan tantangan yang dialaminya (Blair, 1998).


Pencegahan

Tips untuk mencegah stress:

  • Rencanakan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan anda dalam jangka lama dan beri waktu secukupnya bagi diri anda untuk menyesuaikan dari perubahan satu ke yang lainnya
  • Rencanakan waktu anda dengan baik. Buat daftar yang harus dikerjakan dan dilaksanakan sesuai urutan prioritas
  • Buat keputusan dengan hati-hati. Pertimbangkan masak-masak segi baik atau buruk sebelum memutuskan sesuatu
  • Bangun suatu sistim pendorong yang baik dengan cara banyak berteman dan mempunyai keluarga yang bahagia. Mereka akan selalu bersama anda dalam setiap kesulitan.
  • Jaga kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup dan latihan olah raga secara teratur
  • Rencanakan waktu untuk rekreasi
  • Teknik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa membantu menghilangkan stress.
  • Berolahragalah, bisa berupa aerobic; paling sedikit 3 kali dalam satu minggu, selama 20-45 menit.
  • Tingkatkan makan makanan yang kaya akan karbohidrat (buah-buahan, sayuran, dan padi-padian) dan kurangi konsumsi gula dan makanan yang telah dimurnikan.
  • Kurangi konsumsi kopi, teh, dan alkohol.
  • Di pagi hari bukalah jendela kamar, dan mulailah hari Anda dengan mengambil napas dalam-dalam, dan ulangilah bila Anda sedang mengalami stress.
  • Pertahankan hubungan baik dengan keluarga anda.
  • Tetap pelihara hubungan dengan teman-teman anda.
  • Gunakan waktu anda sebaik-baiknya dengan melakukan hobi anda atau melakukan sesuatu untuk orang lain.
  • Pertahankan agar pikiran anda tetap aktif dengan mengikuti hal-hal yang baru.

Kegiatan ini akan menyegarkan pikiran Anda dengan merilekskan pikiran dan tubuh Anda.


Apa Kaitan Stres dengan Psikologi Lingkungan?


Dalam kaitannya dengan dampak lingkungan binaan terutama bangunan terhadap stres psikologis, Zimring (dalam Prawitasari, 1989) mengajukan dua pengandaian:

  1. Stress dihasilkan oleh proses dinamik ketikaorang berusaha mempeoleh kesesuaian antara kebutuhan-kebutuhan dan tujuan dengan apa yang disajikan oleh lingkungan.
  2. Bahwa variable transmisi harus diperhitungkan bila mengkaji stress lpsikologis yang disebabkan oleh lingkungan binaan.

Dua ahli lain yaitu Lazarus dan Folkman (dalam Baron dan Byrne, 1991) mengidentifikasikan stress lingkungan sebagai ancaman-ancaman yang dating dari dunia sekitar.

Fontana (1989), menyebutkan bahwa stress lingkungan berasal dari sumber yang berbeda-beda seperti tetangga yang rebut, jalan menuju bangunan tempat kerja yang mengancam nilai atau kenikmatan salah satu milik/kekayaan, dan kecemasan financial atas ketidakmampuan membayar pengeluaran-pengeluaran rumah tangga.

Singer dan Baum (dalam Evans, 1982) menarikan stress lingkungan dalam tiga faktor, yaitu:

1. stressor fisik (misalnya suara)

2. penerimaan individu terhadap stressor yang dianggap sebagai ancaman

3. Dampak stressor pada organisme



Apakah Stres Bisa Mempengaruhi Perilaku Dalam Lingkungan?




Tentu bisa, menurut Veitch dan Arkkelin (1995) stres dicirikan sebagai proses yang membuka pikiran, sehingga akan bertemu dengan stressor, menjadi sadar akan bahaya, memobilisasi usaha untuk mengatasinya, mendorong untuk melawannya, serta yang membuat gagal atau berhasil dalam beradaptasi. Ketika suatu stresor kita evaluasi, kita seleksi strategi-strategi untuk mengatasinya, kita lakukan “pergerakan-pergerakan” tubuh secara fisiologis dan psikologis untuk melawan stresor, dan lalu mengatasinya dengan suatu tindakan . jika coping behavior (perilaku penyesuaian diri) ini berhasil, maka adaptasi akan meningkat dan pengaruh stres akan menghilang. Sementara jika coping behavior gagal, maka stres akan menerus, pembangkitan fisik dan fisiologis tidak dapat dihindari sehinga penyakit fisik akn menyerang.

Ketika tidak mengalami stres, individu umumnya menggunakan banyak waktunya untuk mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. dalam keadaan seperti ini, ada waktu-waktu tertentu dimana kita sebenarnya justru mengalami stres. bahka suatu stres terkadang tidak terkait dengan masalah ketidakseimbangan. Ada waktu-waktu tertentu, dimana lingkungan menyajikan tantangan yang terlalu besar atau individu dapat menghilangkannya dengan kemampuan coping behavior.
Elemen-elemen lingkungan yang dapt mempengaruhi proses terjadinya ketidakseimbangan maupun keseimbangan dalam kaitan manusia dengan lingkungannya. Kita dapat merasakan suara di bawah kondisi tertentu dapat dipersepsi sebagai kebisingan dan bagaimana persepsi ini mempengaruhi respon psikologis dan fisiologis terhadap sumber kebisingan.

Contoh kasus :

1. Stress karena teman kerja : misalnya teman kerja yang tidak sejalan dengan pemikirannya dengan kita dan juga teman kerja yang hanya bisa mengadu domba kita di depan bos.

2. Stress karena anak-anak : misalnya anak-anak yang baru bisa berjalan membuat pikiran pusing, atau permintaan anak yang sangat banyak saat mereka masuk masa ABG.

3. Stress karena pengaturan tempat tinggal setempat: misalnya ketua RT yang memimpin tanpa lihat kondisi dan situasi warganya.

4. Tekanan- tekanan lingkungan.