Senin, 26 Oktober 2009

PENDAPAT ALLPORT

1. PENDAPAT ALLPORT DALAM MEMBAHAS MANUSIA

Allport lebih optimis tentang kodrat manusia dari pada freud, dan Ia memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusia, sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya. Pengalaman-pengalaman pribadinya semasa dulu kelak tercermin dalam pandangan-pandangan teoritisnya tentang kodrat kepribadian.
Seperti dikemukakan, Pandangan-pandangan pribadi dan professional dari Allport berbeda dengan pandangan-pandangan Freud dan gambaran kodrat manusia yang diutarakan Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pendangan psikologis Allport adalah mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh dalam mereka. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak.
Freud percaya bahwa perbedaan antara orang yang neurosis dan orang yang sehat terletak dalam tingkat,bukan dalam macamnya ; Allport percaya bahwa sama sekali tidak ada kesamaan-kesamaan fungsionalantara orang yang neuritis dan orang yang sehat. Allport mengemukakan suatu jurang atau dikotomi diantara keduanya dan salah satu diantara tipe-tipe kepribadian itu tidak memperlihatkan salah satu diantara sifat-sifat dari yang lainnya. Dalam pandangan Allport,orang yang neurotis beroprasi dalam genggaman konflik-konflik dan pengalaman-pengalaman kanak-kanak dan kepribadian yang sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi.
Karena Allport megetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia yang sehat ini, maka dia lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang dan hanya sedikit saja yang berbicara mengenai orang-orang yang neuritis. Karena itu dapat disimpulkan bahwa system dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.



2.PERKEMBANGAN PROPRIUM SEBAGAI DASAR PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN YANG SEHAT

Allport ingin menghilangkan kontradiksi-kontradiksi dan kekaburan-kekaburan yang terkandung dalam pembicaraan-pembicaraan tentang “diri” dengan membuang kata itu dan menggantikannya dengan suatu kata lain yang akan membedakan konsepnya tantang “diri” dari semua konsep lain. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propiate” seperti dalam kata “appropriate”. Proprium menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Itu berari bahwa proprium (atau self) terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutkan “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.

PERKEMBANGAN PROPIUM

Proprium itu berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam satu konsep “proprium”. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat
“diri” ini. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.

“Diri” jasmaniah. Kita tidak dilahirkan dengan suatu perasaan tentang diri; perasaan tentang diri bukan merupakan bagian dari warisan keturunan kita. Bayi tidak dapat membedakan antar diri (“saya”) dan dunia sekitarnya. Berangsur-angsur, dengan makin bertambah kompleksnya belajar dan pengalamn-pengalaman perceptual, maka berkembanglah suatu perbedaan yang kabur antara sesuatu yang ada “dalam saya” dan hal-hali lain “diluarnya”. Ketika bayi menyentuh, melihat, mendengar dirinya, orang-orang lain, dan benda-benda, perbedaan itu muncul lebih jelas. Kira-kira pada usia 15 bulan, maka muncullah tingkat pertama perkembangan proprium-diri jasmaniah.
Identitas-diri. Pada tingkat kedua perkembangan,muncullah perasaan identitas-diri. anak mulai sadar akan identitasnya yang berlangsung terus sebagai orang yang terpisah. Anak mempelajari namanya, menyadari bahwa bayangan dalam cermin hari ini adalah bayangan dari orang yang sama seperti yang dilihatnya kemarin, dan percaya bahwa perasaan tentang “saya” atau “diri: tetap bertahan dalam menghadapi pengalaman-pengalaman yang berubah-ubah. Allport berpendapat bahwa segi yang sangat penting dalam identitas diri adalah nama orang. Nama itu menjadi lambing dari kehidupan seseorang yang mengenal dirinya dan membedakannya dari semua diri yang lain di dunia.
Harga-diri. Tingkat ketiga dalam perkembangan proprium ialah timbulnya harga-diri. hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri. Pada tingkat ini, anak ingin membuat benda-benda, menyelidiki dan memuaskan perasaan ingin tahunya tentang lingkungan, memanipulasi dan mengubah lingkungan itu. Allport percaya bahwa hal ini merupakan suatu tingkatan perkembangan yang menentukan apabila orangtua menghalangi kebutuhan anak untuk menyelidiki maka perasaan harga diri yang timbul dapat dirusakkan. Akibatnya, dapat timbul perasaan dihina dan marah. Initinya dalaah kebutuhan anak akan otonomi. Hal ini terlihat dalam tingkah lakunya yang negative sekitar 2 tahun, ketika anak kelihatannya selalu menaentang segala sesuatu yang dikehendaki orangtua untuk dilakukannya. Kemudian sekitar 6 atau 7 tahun harga diri ditentukan oleh semangat bersaing dengan kawan-kawan sebayanya.
Perluasan diri (self extension). Tingkat perkembangan diri berikutnya,perluasan diri. mulai sekitar usia 4 tahun. Anak mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda lingkungannya dan fakta bahwa beberapa diantaranya adalah milik anak tersebut. Anak berbicara tentang “rumahku” atau “sekolahku”. Anak mempelajari arti dan nilai dari milik seperti terungkap dalam kata yang bagus sekali “kepunyaanku”. Meskipun dalam usia ini, lingkaran benda-benda dan orang-orang seperti terungkap dengan kata “kepunyaanku” terbatas, namun proses yang menyebabkan kesatuan-kesatuan yang lebih luas menjadi “kepunyaanku” sekarang terbentuk. Ini permulaan dari kemampuan orang untuk memperpanjang dan memperluas dirinya, untuk memasukkan tidak hanya benda-benda tetapi juga abstraksi-abstraksi, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan.
Gambaran diri. Gambaran diri berkembang pada tingkat berikutnya. hal ini menujukkan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi-interaksi antara orangtua dan anak. Lewat pujian atau hukuman, anak belajar bahwa orangtuanya mengharapkannya supaya menampilkan tingkah laku tertentu dan menjauhi tingkah laku yang lain. Orangtua dapat menyebutkan anak itu “baik” sebagai reaksi terhadap beberapa tingkah laku dan “buruk” sebagai reaksi terhadap tingkah laku lain.
Diri sebagai Pelaku Rasional. Setelah anak mulai sekolah, diri sebagai pelaku rasional ini mulai muncul. Aturan-aturan dan harapan-harapan baru dipelajari guru-guru dan teman-teman sekolah serta hal yang lebih penting ialah diberikannya aktivitas-aktivitas dan tantangan-tantangan intelektual. Anak belajar bahwa dia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses-proses yang logis dan rasional.
Perjuangan proprium (propriate striving). Dalam masa adolesensi,ini adalah tingkatan terakhir dalam perkembangan diri. Allport percaya bahwa masa adolesensi merupakan suatu masa yang sangat menentukan. Orang sibuk dalam mencari identitas diri yang baru, sangat berbeda dari identitas diri ada usia 2 tahun. Pertanyaan “siapakah saya” adalah sangat penting. Karena didorong dan ditarik dalam arah-arah berbeda oleh orangtua dan kawan-kawan sebaya, anak remaja itu mengadakan percobaan dengan kedok-kedok dan kepribadian orang dewasa.

Tujuh tingkat diri atau proprium ini berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi. Suatu kegagalan atau kekecewaan yang hebat pada setiap tingkat melumpuhkan panampilan tingkat-tingkat berikutnya serta menghambat integrasi harmonis dari tingkat-tingkat itu dalam proprium. Dengan demikian pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalam perkembangan kepribadian yang sehat.



3. CIRI-CIRI KEPRIBADIAN YANG MATANG MENURUT ALLPORT

1. Perluasan Diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu. Ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi, tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri, seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi orang itu. Apabila anda mengerjakan suatu pekerjaan karena anda percaya bahwa pekerjaan itu penting, karena pekerjaan itu menantang kemampuan-kemampuan anda, atau karena mengerjakan pekerjaan itu sebaik-baiknya embuat nada merasa enak, maka anda merupakan seorang partisipan yang otentik dalam pekerjaan itu. Aktivitas itu lebih berarti bagi anda daripada pendapatan yang diperoleh.
Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita,hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain : kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang-orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, atau teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang biak. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman adalah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
3. Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kuakitas. Kualita syang utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tersebut.Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Kepribadian-kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini ntidak mengganggu aktivitas-aktivitas antar pribadi. Kontrol ini bukan merupakan represi tetapi emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang kebih konstriktif.akan tetapi orang-orang yang neurotis menyerah pada emosi apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali memperlihatkan kemarahan atau kebencian, betapapun perasaan-perasaan ini mungkin tidak tepat.
Kualitas lain dari keamanan emosional adalah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan dan keinginan-keinginan. Orangt-orang yang matang tidak dapat begitu sabar terhadap kekecewaan, tidak dapat begitu menerima diri, atau tidak dapat begitu banyak mengontrol diri mereka, jika mereka tidak merasakan suatu perasaan dasar akan keamanan. Mereka telah belajar menghadapi ketakutan-ketakutan hidup dan ancaman-ancaman terhadap ego dengan perasaan seimbang dan mereka telah mengetahui bahwa tekanan-tekanan itu tidak selalu menimbulkan mala petaka.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang yang neurotis sering kali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan dan bakat tertentu sesuai dengan kemampuan. Tetapi tidaklah cukup hanya memiliki keterampilan yang relevan, kita harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang yang memiliki keterampilan menjadi neurotis. Akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka. Allport mengutip apa yang dikatakan oleh Harvey Cushing ahli bedah otak yang terkenal, “satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adalah menyelesaikan suatu tugas.”pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup.
6. Pemahaman Diri
Usaha untuk mengetahui diri secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah beerhenti tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia. Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang yang neurotis.
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan atau perbedaan antara gamabaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya.
Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya dan apa yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.
Orang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang-orang lain, Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan yang kurang.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Allport menyebutkan dorongan yang mempersatukan “arah”, dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang neurotis. Arah itu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan-tujuan yang berarti. Jadi, bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan. Allport menekankan bahwa nilai-nilai adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Memiliki nilai-nilai yang kuat, jelas memisahkan orang yang sehat dari orang yang neurotis. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara. Nilai-nilai dari orang yang neurotis tidak tetap atau tidak cukup kuat untuk mengikat atau mempersatukan semua segi kehidupan.
Allport mengemukakan perbedaan antara suaru hati yang matang dan suara hati yang tidak matang. Suatu suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Suara hati yang tidak matang bercirikan perasaan “harus” dan bukan “sebaiknya”. Dengan kata lain, orang yang sehat berkata, “saya sebaiknya bertingkah laku begini”, dan orang tidak sehat berkata, “saya sebaiknya bertingkah laku begini”. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang lain.

4. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SELF MENURUT ROGERS

Dalam masa kecil, anak mulai membedakan salah satu degi pengalamannya dari semua dan lain-lainnya. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi bagian dari dirinya dan semua benda yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika ia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain anak itu mengembangkan suatu pengertian diri (self concept).
Sebagai bagian dari self concept, anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa. Gambaran-gambaran itu dibentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi dengan orang lain.
Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu pada masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “Penghargaan Positif” (positive regard).
Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang,cinta,dan persetujuan dari orang-orang lain.
Self-concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhi oleh ibu. Anak itu mengamati suatu celaan sebagai suatu celaan yang luas dan tersebar dalam setiap segi dari adanya. Anak itu menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan dan segera merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan akan diberikan.


5. PERANAN POSITIVE REGARDS DALAM KEPRIBADIAN INDIVIDU MENURUT ROGERS

suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia. setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini.
Anak puas kalau dia menerima kasih saying, cinta, dan persetujuan dari orang-orang lain. Tetapi dia kecewa kalu dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Anak tersebut harus bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.Anak dalam situasi ini mengembangkan “penghargaan positif bersyarat”. Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Syarat utama bagi timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” pada masa kecil. Ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku.


6. CIRI-CIRI ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA

Menurut Rogers ada 5 sifat Orang yang Berfungsi Sepenuhnya, yaitu :
1. Keterbukaan pada Pengalaman
Seseorang yang tidak terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Tak satupun yang harus dilawan karena tak satu pun yang mengancam. Jadi,Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sifat yang defensive. Setiap pendirian dan perasaan berasal dari dalam dan luar disampaikna ke sistem syaraf organisme tanpa rintangan. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih emosional dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat dari pada orang yang defensive.
2. Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru, seperti belumnya belum pernah
ada dalam cara yang persis sama. Maka dari itu ada kegembiraan karena pengalaman tersingkap.
Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan yang eksistensial merupakan segi yang sangat esensial dan kepribadian yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai proses suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon atas pengalaman momen yang berikutnya.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Prinsip ini mungkin paling baik dipahami dengan menunjuk kepada pengalaman Rogers sendiri. Dia menulis, “apabila suatu aktivitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan,maka aktivitas itu perlu dilakukan. Dengan kata lain, saya telah belajar bahwa seluruh perasaan organismik saya terhadap suatu situasi lebih dapat dipercaya dari pada saya”.
Dengan kata lain, Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Rogers membandingkan kepribadian yang sehat dengan sebuah komputer di mana sebuah data yang relevan telah diprogramkan ke dalamnya.
Komputer itu mempertimbangkan semua segi masalah, semua pilihan dan pengaruh-pengaruhnya, dan dengan cepat menentukan tindakan.
Orang yang defensif membuat keputusan menurut larangan-larangan yang membimbing tingkah lakunya. Karena orang yang defensif tidak mengalami sepenuhnya, maka ia tidak memiliki data yang lengkap dan tepat tentang semua segi dari suatu situasi.
4. Perasaan Bebas
Rogers percaya bahwa semakin seorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.
Orang yang defensif tidak memiliki perasaan-perasaan bebas. Orang ini tidak dapat memutuskan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, namun tidak dapat mewujudkan pilihan bebas itu ke dalam tingkah laku yang aktual.
5. Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang-orang yang kreatif dan spontan tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian diri yang pasif terhadap tekanan-tekanan social dan cultural.
Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun.

Selasa, 13 Oktober 2009

EMOSIONAL

Pada kali ini Saya telah mengobservasi kepada seseorang katakanlah berinisial "BS". Ia adalah ayah dari teman saya. Yang Saya dapatkan dari observasi tersebut adalah bahwa BS adalah orang yang sangat tempramen. Kesalahan kecil pun bisa Ia besar2kan, bahkan kesalahan itupun bisa berimbas ke anggota keluarga lain dengan mencari kesalahan2 mereka. Biasanya itu terjadi di saat2 Ia baru pulang dari kerja. Saat lagi emosi Ia bisa mengeluarkan kata-kata kasar bahkan sering kedapatan Ia memukul. emosi BS bisa hilang kalau anggota keluarganya menjauh dariNya, maka BS pun akan mencari aktivitas/kesibukan lainnya sehingga emosinya akan reda dengan sendirinya.
Di bawah ini akan saya jelaskan tentang kenapa emosi bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasi emosi tersebut.

EMOSI
Kata emosi berasal dari bahasa latin yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu atau perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.atau bisa dibilang temperamen, temperamen sendiri adalah sifat batin yang mempengaruhi pikiran, perbuatan dan perasaan seseorang. Nafsu yang berada di dalam diri seseorang, dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan serta budaya. Selanjutnya nafsu ini akan membentuk temperamen seseorang.

Adapun cara mengatasi Emosi tersebut adalah

1. Rasakan Yang Orang Lain Rasakan

Cobalah bayangkan apabila kita marah kepada orang lain. Nah, sekarang tukar posisi di mana anda menjadi korban yang dimarahi. Bagaimana kira-kira rasanya dimarahi. Kalau kemarahan sifatnya mendidik dan membangun mungkin ada manfaatnya, namun jika marah membabi buta tentu jelas anda akan cengar-cengir sendiri.

2. Tenangkan Hati Di Tempat Yang Nyaman

Jika sedang marah alihkan perhatian anda pada sesuatu yang anda sukai dan lupakan segala yang terjadi. Tempat yang sunyi dan asri seperti taman, pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin tempat yang cocok bagi anda. Jika emosi agak memuncak mingkin rekreasi untuk penyegaran diri sangat dibutuhkan.

3. Mencari Kesibukan Yang Disukai

Untuk melupakan kejadian atau sesuatu yang membuat emosi kemarahan kita memuncak kita butuh sesuatu yang mengalihkan amarah dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan dan dapat membuat kita lupa akan masalah yang dihadapi.

4. Curahan Hati / Curhat Pada Orang Lain Yang Bisa Dipercaya

Menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri kita mungkin dapat sedikit banyak membantu mengurangi beban yang ada di hati. Jangan curhat pada orang yang tidak kita percayai untuk mencegah curhatan pribadi kita disebar kepada orang lain yang tidak kita inginkan. Bercurhatlah pada sahabat, pacar / kekasih, isteri, orang tua, saudara, kakek nenek, paman bibi, dan lain sebagainya.

5. Mencari Penyebab Dan Mencari Solusi

Ketika pikiran anda mulai tenang, cobalah untuk mencari sumber permasalahan dan bagaimana untuk menyelesaikannya dengan cara terbaik. Untuk memudahkan gunakan secarik kertas kosong dan sebatang pulpen untuk menulis daftar masalah yang anda hadapi dan apa saja kira-kira jalan keluar atau solusi masalah tersebut. Pilih jalan keluar terbaik dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada. Mungkin itu semua akan secara signifikan mengurangi beban pikiran anda.

6. Ingin Menjadi Orang Baik

Orang baik yang sering anda lihat di layar televisi biasanya adalah orang yang kalau marah tetap tenang, langsung ke pokok permsalahan, tidak bermaksud menyakiti orang lain dan selalu mengusahakan jalan terbaik. Pasti anda ingin dipandang orang sebagai orang yang baik. Kalau ingin jadi penjahat, ya terserah anda.

7. Cuek Dan Melupakan Masalah Yang Ada

Ketika rasa marah menyelimuti diri dan kita sadar sedang diliputi amarah maka bersikaplah masa bodoh dengan kemarahan anda. Ubah rasa marah menjadi sesuatu yang tidak penting.

8. Berpikir Rasional Sebelum Bertindak

Sebelum marah kepada orang lain cobalah anda memikirkan dulu apakah dengan masalah tersebut anda layak marah pada suatu tingkat kemarahan. Terkadang ada orang yang karena diliatin sama orang lain jadi marah dan langsung menegur dengan kasar mengajak ribut / berantem. Masalah sepele jangan dibesar-besarkan dan masalah yang besar jangan disepelekan.

9. Diversifikasi Tujuan, Cita-Cita Dan Impian Hidup

Semakin banyak cita-cita dan impian hidup anda maka semakin banyak hal yang perlu anda raih dan kejar mulai saat ini. Tetapkan impian dan angan hidup anda setinggi mungkin namun dapat dicapai apabila dilakukan dengan serius dan kerja keras. Hal tersebut akan membuat hal-hal sepele tidak akan menjadi penting karena anda terlalu sibuk dengan rajutan benang masa depan anda. Mengikuti nafsu marah berarti membuang-buang waktu anda yang berharga.

10. Kendalikan Emosi Dan Jangan Mau Diperbudak Amarah

Orang yang mudah marah dan cukup membuat orang di sekitarnya tidak nyaman sudah barang tentu sangat tidak baik. Kehidupan sosial orang tersebut akan buruk. Ikrarkan dalam diri untuk tidak mudah marah. Santai saja dan cuek terhadap sesuatu yang tidak penting. Tujuan hidup anda adalah yang paling penting. Anggap kemarahan yang tidak terkendali adalah musuh besar anda dan jika perlu mintalah bantuan orang lain untuk mengatasinya.


referensi :

www.wikipedia.com

organisasi.org


Senin, 12 Oktober 2009

kritikan humanistik terhadap aliran behaviour dengan aliran psikoanalisa mengenai kepribadian sehat

Psikologi humanistik melengkapi aspek-aspek dasar dari aliran psikoanalisis dan behaviorisme dengan memasukan aspek positif yang menentukan seperti cinta , kreativitas , nilai makna dan pertumbuhan pribadi.Psikologi humanistik tidak mengagungkan metode statistik dan serba rata-rata tetapi melihat pada yang mungkin dan harus ada.

Psikologis humanistik tidak berlebihan melakukan penelitian eksperimen pada binatang tetapi pada kodrat manusia beserta sifat-sifat manusia yang positif.

Menurut aliran Humanistik, aliran Psikoanalisa lebih mengabaikan potensi yang ada pada diri manusia dan terlalu menganggap dan melihat dari sisi sakit manusia. Melalui analisis konflik bawah sadar termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan yang melibatkan tranferens ke dalam reaksi yang menyimpang, serta memberikan gambaran pesimistis tentang kodrat manusia, padahal orang dilahirkan dengan dorongan biologis yang harus diarahkan kembali agar dapat hidup dalam masyarakat karena karakter dibentuk pada masa kanak-kanak.

Sedangkan aliran Behavioristik banyak dikritik karena tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon. Aliran ini juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi manusia, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan Behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. Mereka tidak memperhatikan adanya penagruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsure-unsur yang diamati tersebut. Teori Behavioristik juga cenderung mengarahkan manusia untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan tidak produktif. Sehingga manusia diperlakukan sebagai mesin.

Kamis, 08 Oktober 2009

perbedaan psikoanalisa,humanistik,behaviorisme

PSIKOANALISA
  1. Kedalaman psikis manusia dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat.2.Perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
  2. Membagi mind ke dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness. mengembangkan konsep struktur mind di atas dengan mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super ego.
  3. Terbatas mengabaikan potensi yang dimiliki manusia.
  4. Melihat dari sisi sakit yang menganggap sebagai kodrat manusia yang negatif.
  5. Memberikan gambaran pesimistis tentang kodrat manusia.


BEHAVIORISME
  1. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
  2. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene.
  3. Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
  4. Manusia diperlakukan sebagai mesin. Yang tersusun baik,teratur,& ditentukan sebelumnya dengan banyak spontanitas.


HUMANISTIK
  1. Memahami manusia sebagai suatu totalitas.
  2. Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
  3. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup.
  4. Mind bersifat aktif, dinamis.
  5. Punya pandangan yang segar tentang manusia
  6. Percaya pada kodrat individu

perbedaan psikoanalisa sigmund freud dan psikososial erikson

  1. Sigmund Freud menekankan bahwa pengalaman di awal masa kanak-kanak membentuk kepribadian secara permanen, sedangkan erikson mengatakan perkembangan ego bersifat seumur hidup.
  2. Sigmund Freud membagi tahapan perkembangan dalam 5 tahap hanya sampai masa kanak-kanak sedangkan erikson membagi menjadi 8 tahap perkembangan sejak lahir hingga dewasa/ tua.
  3. Erikson masih memakai konsep-konsep naluri Sigmund freud yg dibentangkan pada 2 titik ekstrim (positif – negative) sebagai suatu konflik yang diungkap dengan kata ‘venus’ yang bukan berarti ‘lawan’ konflik ini menimbulkan suatu krisis.bagi erikson,krisis bukan merupakan malapetaka,tetapi suatu titk tolak perkembangan psikosocial erikson dibagi menjadi 8 tahap.

Selasa, 06 Oktober 2009

Benarkah Stres Merontokkan Rambut?

Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.

Jenis stres yang bisa membuat rambut rontok adalah telogon effluvium. Pada kondisi ini, stres, baik fisik maupun emosional, seperti kematian anggota keluarga, kehamilan, menjalani operasi, akan menyebabkan rambut yang sedang tumbuh berada dalam fase beristirahat. Akibatnya, rambut jadi lebih rapuh dan mudah rontok karena hal-hal sederhana seperti menyisir rambut atau keramas.

Menurut Daniel K Hall-Flavin, MD, psikiatri dari Rumah Sakit St Louis, AS, pada sebagian orang, stres yang berat bisa memicu kerontokan rambut yang disebut juga alopecia areeata. Pada kondisi ini, sel darah putih menyerang folikel rambut sehingga rambut berhenti tumbuh.
"Dalam hitungan minggu, rambut akan rontok. Kerontokannya dimulai dari sebagian kecil atau bisa langsung banyak sehingga terlihat botak," kata Flavin. Selain di bagian kepala, rambut di bagian tubuh lain juga bisa ikut-ikutan rontok.

Untunglah kondisi kerontokan tersebut sifatnya sementara.Bila masalah yang menyebabkan stres itu sudah hilang maka rambut akan kembali tumbuh.

KOMPAS Senin, 28 September 2009